Gayclopedia Wiki
Advertisement
2300329273 d02568077f

Pemuda gay Taiwan berfoto bersama altar Tu Er Shen

Tu Er Shen[1] (兔兒神 atau 兔神) adalah dewa pelindung cinta gay dan gay seks! Namanya berarti dewa kelinci (kelinci adalah kata kiasan untuk gay).


Mitologi

Menurut kisah dalam buku Zi Bu Yu, Tu Er Shen semasa hidup adalah seorang pria gay bernama Hu Tianbao (胡天保). Hu dikisahkan naksir dengan seorang pejabat Fujian yang tampan. Suatu hari, Hu tertangkap basah mengintip sang pejabat di dalam toilet. Tanpa ampun, Hu dipukuli sampai mati. Ketika rohnya turun ke alam baka, dia mengadu pada Dewa Alam Baka bahwa dia telah didiskriminasi. Dewa itu menilai bahwa kejahatannya hanyalah cinta. Untuk mencegah korban-korban serupa, Hu lalu diangkat menjadi dewa pelindung kaum gay! Setelah menjadi dewa, Hu datang ke mimpi temannya dan memerintahkannya mendirikan kuil. Sejak saat itu, Tu Er Shen mulai disembah.


Penyembahan

Kuil Tu Er Shen selalu ramai dikunjungi para pria gay Fujian yang berdoa demi mendapatkan cinta gay. Mayoritas pengunjung adalah para gay berusia lanjut yang memimpikan pemuda cakep. Mereka membawa persembahan makanan berupa lemak yang dioleskan pada mulut patung Tu Er Shen.

Patung Tu Er Shen digambarkan sebagai dua pria yang saling berpelukan. Yang satu adalah pria tua. Yang satunya lagi adalah pemuda tampan. Hal itu sejalan dengan tradisi pederasty di Hujian yang serupa dengan tradiis pederasty Yunani; di mana pria dewasa menjaga dan memacari seorang pemuda bawah umur sampai dia dewasa.

Penyembahan dewa ini dihentikan oleh pemerintah Manchuria yang saat itu malu karena nama baik dinasti itu dikecam oleh misionaris Kristen Eropa sebagai masyarakat tak bermoral. Di era itu, orang barat menganggap homoseks merupakan penyakit orang timur (ironisnya, di era modern, orang timur homofobialah yang menganggap gay sebagai penyakit orang barat). Penyembahan dewa gay itu pun dihentikan paksa.


Peninggalan Sejarah

Meski kuil dewa itu sudah ditutup, kuil itu masih berdiri. Banyak barang-barang seperti lukisan dan patung Tu Er Shen masih ada. Namun ironisnya, masyarakat China modern sudah tidak tahu lagi kisah dewa gay itu. Warga keturunan Fujian di Malaysia, Singapura, Thailand malah menganggap patung/lukisan Tu Er Shen sebagai bentuk persaudaraan hanya karena melihat dua pria berpelukan (padahal itu simbol dari homoseksualitas). Kuil Tu Er Shen masih berdiri di Fujian tapi penjaga kuil malah tidak tahu menahu kisah asli dewa ini. Nampaknya, dinasti Manchuria sukses menghapus dewa ini dari ingatan rakyat China.


Kuil Modern

Penyembahan dewa gay China kembali dihidupkan oleh seorang pendeta Tao yang juga gay. Dia membuat altar penyembahan Tu Er Shen di apartemennya di Yonghe (永和市), Taiwan. Kuil itu ramai dikunjungi para gay Taiwan yang memohon agar mereka cepat mendapat jodoh gay.


Kelinci Bulan?

Tu Er Shen kerap kali disalahartikan sebagai Kelinci Bulan/Kelinci Giok. Tapi keduanya sama sekali tak punya hubungan apa-apa. Kelinci Bulan adalah kelinci sungguhan. Sedangkan Tu Er Shen bukan dewa yang berwujud kelinci ataupun dewa pelindung kelinci. Tu Er Shen dinamai kelinci karena kelinci adalah kata kiasan untuk menyebut gay. Mirip dengan istilah kucing dan ayam dalam kamus prokem Indonesia.

Kelinci Bulan adalah tokoh mitologi masyarakat Oriental. Dalam legenda China, Kelinci Bulan adalah teman dewi bulan Chang'e. Kelinci Bulan digambarkan menumbuk obat kehidupan. Namun dalam masyarakat Korea dan Jepang, kelinci itu digambarkan menumbuk kue ketan.

Advertisement